Kebiasaan
tidur mendengkur dinilai berbahaya. Kebiasaan yang dianggap biasa oleh
semua orang itu ternyata dapat menyebabkan resiko kematian. Resiko itu bermula dari masalah gangguan tidur yang bernama Obstructive Sleep Apnea (OSA).
Gangguan tidur OSA ditandai dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS) atau kalimat populernya rasa kantuk yang berlebihan.
Andreas
menyebutkan gangguan OSA ini terjadinya penyempitan saluran nafas atas
saat tidur. Penyempitan ini menyebabkan bagian lunak saluran nafas
sehingga menghasilkan suara dengkuran.
Penyempitan ini mengakibatkan tidak efektifnya pertukaran oksigen dan karbondioksida sewaktu tidur.
Lebih
jauh lagi, dengan semakin melemasnya otot-otot lidah, menyebabkan lidah
terjatuh dan menyumbat sama sekali saluran nafas sehingga terjadi henti
nafas (apnea).
Pada
saat ini terjadi peningkatan karbondioksida drastis yang akan
mengaktifkan sebuah sensor di tubuh yang akan membangunkan si penderita
untuk kembali bernafas.
“Bayangkan jika ini terjadi berulang kali selama tidur,” ujar Andreas mengingatkan.
Andreas
menambahkan, si pendengkur tidak tahu apa yang terjadi di malam
sebelumnya sewaktu bangun. Karena periode bangun yang terjadi adalah
periode bangun singkat (mini arousal) yang ringan, namun sudah
mengganggu tidur penderitanya hingga tidak dapat masuk ke tahapan tidur
dalam yang penting untuk istirahat.
Akibatnya
di pagi hari si penderita merasa tidak segar dan masih kurang istirahat
tanpa tahu bahwa dirinya bangun berulang kali malam sebelumnya.
Tidak
jarang ia juga mengeluhkan sakit kepala di pagi hari. Sedangkan pada
siang harinya, karena kesibukan ia tidak merasakan kantuk, tetapi di
saat meeting atau mengendara kantuk bisa menyerang setiap saat dan tak
tertahankan.
Kemampuan
mental seperti daya ingat dan konsentrasi pun menurun. Berikutnya
adalah kualitas emosional yang memburuk, sehingga orang tersebut akan
menjadi mudah marah atau tersinggung.
Karena kerasnya dengkuran dan keadaan emosional yang mudah marah ada pasangan yang akhirnya bercerai.
Nyawa pun banyak yang melayang karena kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kantuk dan berkurangnya refleks menghindar.
Kami menawarkan teknik penyembuhan dengan terapi Totok Saraf, yang langsung di tangani oleh ahlinya Bpk. H. Amin Hasan.
Apabila Bpk/Ibu/Sdr/i yang ingin berobat atau sekedar ingin konsultasi, silahkan langsung menghubungi :
Telp : 0852 185 354 57
Email : aminhasan.totoksaraf@gmail.com
FB : ahli totok saraf
Alamat Praktek : Jl. Sawo IV No. 8 Rt.008/015 Kp. Dua Cikunir. jakasampurna. Bekasi Barat
Buka : Senin - Minggu, Pukul 08.00-16.00 ( dengan perjanjian, harap menghubungi terlebih dahulu )