Sabtu, 05 Oktober 2013

Hati - hati Mendengkur beresiko menyebabkan kematian

   Kebiasaan tidur mendengkur dinilai berbahaya. Kebiasaan yang dianggap biasa oleh semua orang itu ternyata dapat menyebabkan resiko kematian. Resiko itu bermula dari masalah gangguan tidur yang bernama Obstructive Sleep Apnea (OSA).

  
Gangguan tidur OSA ditandai dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS) atau kalimat populernya rasa kantuk yang berlebihan.

Andreas menyebutkan gangguan OSA ini terjadinya penyempitan saluran nafas atas saat tidur. Penyempitan ini menyebabkan bagian lunak saluran nafas sehingga menghasilkan suara dengkuran.

Penyempitan ini mengakibatkan tidak efektifnya pertukaran oksigen dan karbondioksida sewaktu tidur.

Lebih jauh lagi, dengan semakin melemasnya otot-otot lidah, menyebabkan lidah terjatuh dan menyumbat sama sekali saluran nafas sehingga terjadi henti nafas (apnea).

Pada saat ini terjadi peningkatan karbondioksida drastis yang akan mengaktifkan sebuah sensor di tubuh yang akan membangunkan si penderita untuk kembali bernafas.

“Bayangkan jika ini terjadi berulang kali selama tidur,” ujar Andreas mengingatkan.

Andreas menambahkan, si pendengkur tidak tahu apa yang terjadi di malam sebelumnya sewaktu bangun. Karena periode bangun yang terjadi adalah periode bangun singkat (mini arousal) yang ringan, namun sudah mengganggu tidur penderitanya hingga tidak dapat masuk ke tahapan tidur dalam yang penting untuk istirahat.

Akibatnya di pagi hari si penderita merasa tidak segar dan masih kurang istirahat tanpa tahu bahwa dirinya bangun berulang kali malam sebelumnya.

Tidak jarang ia juga mengeluhkan sakit kepala di pagi hari. Sedangkan pada siang harinya, karena kesibukan ia tidak merasakan kantuk, tetapi di saat meeting atau mengendara kantuk bisa menyerang setiap saat dan tak tertahankan.

Kemampuan mental seperti daya ingat dan konsentrasi pun menurun. Berikutnya adalah kualitas emosional yang memburuk, sehingga orang tersebut akan menjadi mudah marah atau tersinggung.

Karena kerasnya dengkuran dan keadaan emosional yang mudah marah ada pasangan yang akhirnya bercerai.

Nyawa pun banyak yang melayang karena kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kantuk dan berkurangnya refleks menghindar.

 Kami menawarkan teknik penyembuhan dengan terapi Totok Saraf, yang langsung di tangani oleh ahlinya Bpk. H. Amin Hasan.
Apabila Bpk/Ibu/Sdr/i yang ingin berobat atau sekedar ingin konsultasi, silahkan langsung menghubungi :
Telp : 0852 185 354 57
Email : aminhasan.totoksaraf@gmail.com
FB : ahli totok saraf

Alamat Praktek : Jl. Sawo IV No. 8 Rt.008/015 Kp. Dua Cikunir. jakasampurna. Bekasi Barat

Buka : Senin - Minggu, Pukul 08.00-16.00 ( dengan perjanjian, harap menghubungi terlebih dahulu )